34 Jasad Tentara Rusia Ditukar dengan Hampir 1000 Prajurit Ukraine yang Tewas di Barisan Depan

34 Jasad Tentara Rusia Ditukar dengan Hampir 1000 Prajurit Ukraine yang Tewas di Barisan Depan

34 Jasad Tentara Rusia Dituken Sebarkan Hingga Lebih dari Seribu Korban Pramuka Militer Ukraina yang Tewas di Barisan Depan



Rusia telah mengirim kembali sekitar 909 mayat prajurit Ukraina yang gugur selama perang.

Itu diumumkan oleh Markas Besar Koordinator Ukraina untuk Perlindungan Tawanan Perang pada hari Jumat, 16 Mei 2025.

Prajurit-prajurit Ukraina yang tewas tersebut diketahui telah gugur di barisan terdepan di daerah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kharkiv, dan Sumy.

“Sejumlah jasad dilaporkan tersimpan di kamar mayat Russia,” ujar pusat koordinasi Ukraina, menurut kutipan TMT, Minggu (18/5/2025).

Sebaliknya, Rusia menerima jenazah 34 prajurit mereka sebagai gantinya, anggota parlemen Majelis Rendah Duma Nasional Shamsail Saraliyev menginformasikan ke situs berita RBC pada hari Jumat malam tersebut.

Ini mengartikan kembali kedatangan sembilan puluh dari 500 atau lebih mayat sejak Oktober, sementas itu terjadi ketika pejabat-pejabat Rusia dan Ukraina sedang berdiskusi di Istanbul dalam perbincangan langsung pertama mereka sejak awal tahun 2022.

Kiev dan Moskow sudah menukar mayat dan tahanan perang sejak awal serangan besar-besaran Rusia yang dimulai pada Februari 2022.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengestimasi bahwa jumlah korban tentara Ukraina yang gugur bisa mencapai 100.000 orang selama konflik itu berlangsung.

Rusia belum mengupdate angka resmi tentangjumlah tentaranya yang tewas sejak musim gugur tahun 2022.

Rusia dan Ukraina baru-baru ini menyetujui pertukaran besar-besarantawan perang, dengan jumlah hingga 1.000 orang.

Perjanjian ini merupakan yang terbesar semenjak awal serangan militer Russia ke Ukraine pada tahun 2022 dan berlangsung usai perundingan diplomatik di Istanbul, Turki.

Apakah Yang Berlangsung Dalam Kedatanganan Di Istanbul?

Pada hari Jumat, tanggal 16 Mei 2025, perwakilan dari Rusia dan Ukraina menyelenggarakan pertemuan perdamaian.

Walaupun Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada awalnya berencana untuk datang secara pribadi, dia justru mengirim Presiden Medinsky untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov.

Rapat ini menutup berbagai topik termasuk penukaran tawanan serta gencatan senjata yang diajukan oleh Ukraine.

” Pertukaran tahanan tersebut akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Hal itu merupakan hasil dari pertemuan kita,” ungkap Umerov saat memberikan keterangan pada awak media, sebagaimana dilaporkan oleh Time.com.

Mengapa Gencatan Senjata Gagal?

Walaupun telah dicapai kesepakatan mengenai pertukaran tawanan, usaha-usaha menuju traktasi damai tetap gagal.

Ukrانيا meminta gencatan senjata berlangsung selama sebulan, tetapi Rusia menolak dan menyampaikan permintaan yang dinilai bertentangan dengan kemerdekaan Ukraina, misalnya dengan menarik tentara dari daerah timur yang telah dikuasainya.

Presiden Zelenskyy juga menyuarakan kritikan terhadap Rusia atas pengiriman tim perwakilan dengan jenjang rendah, sebagaimana ditegaskan oleh dirinya sendiri sebagai indikator ketidakseriusan pihak Rusia dalam upaya meraih resolusi perdamaian.

Walau begitu, keduanya setuju merumuskan proposal bertuliskan tentang ketentuan gencatan senjata sebagai tindakan permulaan menuju negosiasi berikutnya.

Apa Pendapat Eropa Tentang Kegagalan Gencatan Senjata?

Kegagalan perjanjian damai ini menimbulkan respon dari para pemuka Barat.

Kepala Komisi Eropa, Ursula von der Leyan, mengumumkan bahwa Uni Eropa tengah merancang serangkaian hukuman sanksi tambahan terhadap Rusia.

Pernyataan semacam itu juga diungkapkan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menggariskan bahwa negara-negara Uni Eropa berencana untuk menerapkan hukuman tambahan dalam minggu-minggu mendatang apabila Rusia tak sepakati gencatan senjata tersebut.

“Kami bertujuan memberikan hukuman jika Rusia tidak mengikuti gencatan senjara yang diajukan oleh negara-negara mitra Eropa,” kata Macron saat berbicara kepada stasiun TV TF1.

Sejak serangan dimulai pada Februari 2022, Uni Eropa sudah menerapkan 16 gelombang hukuman sanksi kepada Rusia, dengan putaran ke-17 yang direncanakan segera disahkan.

Bagaimana Implikasi dari Pertukaran Tahanan Ini?

Tukar menukar tahanan ini adalah bagian krusial dari usaha diplomasi guna mendinginkan tensi yang sudah terjadi hampir setengah dekade.

Walaupun gencatan senjata belum berhasil dicapai, perjanjian bertukar tawanan bisa membentuk dasar bagi pembicaraan selanjutnya dan menghasilkan dorongan menuju resolusi perdamaian dalam konflik panjang ini.

Pada kondisi kompleks ini, baik Rusia maupun Ukraina mengungkapkan kesediaannya untuk bertukar pikiran, yang menjadi titik awal yang positif guna merumuskan pemecahan masalah secara bersama-sama untuk masa depan kedua negeri tersebut.


(oln/tmt/trbnnws/*)

Post Comment