Israel Serang Dua Pelabuhan Penting di Yaman, Konflik Terus Memanas
Tension di Timur Tengah semakin memburuk usai Israel melakukan serangan udara ke dua dermaga penting di Yaman pada hari Jumat, tanggal 16 Mei 2025.
Serangan ini bertujuan terhadap pelabuhan Hodeidah dan as-Salif, yang dianggap Israel dipakai oleh pihak Houthis sebagai jalur pengiriman senjata.
Kelompok Houthi adalah organisasi militer Shia yang berasal dari wilayah utara Yaman dan dibentuk dengan tujuan memperjuangkan perlindungan hak-hakminoritas Syiah di negara tersebut.
Akhir-akhir ini, khususnya sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023, kelompok Houthi semakin meningkatkan peran mereka dalam pertikaian itu dengan menargetkan Israel sebagai lawan utamanya secara langsung.
Dikutip melalui laman
Al Jazeera,
Pada serangan tanggal 16 Mei kemarin, Israel mengklaim bahwa fasilitas yang hancur berdasarkan operasi pasukan mereka adalah sebagian dari “infrastruktur teroris” yang dimiliki oleh kelompok Houthi.
Tindakan tersebut berlangsung tidak lama setelah kelompok Houthi menerima kesepakatan gencatan senjara dengan Amerika Serikat, yang meliputi pemberhentian serangan pada kapal-kapal di Laut Merah.
Akan tetapi, perjanjian tersebut tidak mencakup Israel, yang mengklaim masih memiliki hak untuk mempertahankan diri terhadap serangan di luar perbatasan.
Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bahwa sejumlah roket dilepaskan dari area Yaman menuju Israel pekan ini, namun semuanya dapat ditangkap di langit.
Mengenai peristiwa itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkomentar pada hari Jumat bahwa tindakan tersebut hanyalah awal, dan ia menyebut kelompok Houthi hanya sebagai alat, sambil menduga Iran berada di baliknya.
Pada saat yang sama, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dengan tegas mengatakan bahwa pimpinan Houthi, Abdul Malik Al-Houthi, akan menjadi sasaran berikutnya apabila serangan terhadap Israel tetap dilanjutkan.
Dia menempatkan al-Houthi bersama beberapa figur lainnya yang sudah menjadi target tentara Israel selama konflik saat ini, seperti perwira senior Hamas serta pimpinan Hizbullah.
Laporan dari stasiun televisi yang berada di bawah afiliasi Houthis, yaitu Al Masirah TV, telah memverifikasi adanya serangan pada dermaga-dermaga itu. Namun demikian, masih belum diketahui secara pasti tentang sejauh mana dampak atau kerugian material serta apakah ada korban jiwa dalam insiden ini.
Di ibu kota Yaman, Sanaa, yang dikendalikan oleh kelompok Houthi, banyak penduduk lokal melakukan protes besar-besaran guna menyuarakan solidaritas dengan masyarakat Palestina dan melawan serangan dari Israel beserta kebijakan Amerika Serikatnya.
Seiring perluasan area konflik dari Gaza sampai Laut Merah bahkan mencapai ruang udara Israel, situasi geopolitik di Timur Tengah telah memasuki fase baru yang semakin rumit dan berbahaya.
Kondisi saat ini bukan saja membahayakan kestabilan wilayah, melainkan juga memposisikan pemangku kepentingan lokal maupun internasional di bawah beban diplomasi yang makin berat. (*)
Post Comment