JK: Premanisme Lebih dari Kriminalitas, Ini Suaranya dari Perut Kosong
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, M. Jusuf Kalla (JK), membongkar informasi mengejutkan terkait peningkatannya tindakan perampokan bersenjata atau premanisme di negara ini. Dia menyebut bahwa fenomena tersebut tidak hanya berhubungan dengan masalah kriminalitas semata, tetapi juga merupakan indikator langsung dari situasi kemiskinan dan tingginya angka pengangguran yang mempengaruhi masyarakat.
Jangan sekadar memandang seorang preman, namun fokuslah pada alasan mengapa ia menjadi preman. Kebanyakan kasus disebabkan oleh ketiadaan pekerjaan, akan tetapi mereka masih ingin bertahan dalam kehidupan.
by pass
” ungkap JK ketika memberikan pidato ilmiah di Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari Selasa (3/6).
Ketegasan JK ini merupakan koreksi tajam untuk mereka yang membuat keputusan. Dia menggarisbawahi bahwa membersihkan premanisme tidak hanya tergantung pada tindakan penegakan hukum saja. Pendekatan jangka panjang harus fokus pada pembuatan lapangan pekerjaan baru.
“Ekonomi yang rendah tentunya akan meningkatkan tingkat kejahatan. Ini adalah hukum sosial,” tambahnya.
JK juga menunjukkan paradoks dalam masyarakat: banyak lulusan sarjana teknik tetap pengangguran akibat ketidakmampuan pasar tenaga kerja menyerap mereka. Di sebuah perusahaan miliknya, meski hanya ada 20 lowongan untuk insinyur, ternyata lebih dari 23ribu pelamar bersaing mendapatkan pekerjaan tersebut.
” Ini bukan soal males atau kurang kemampuan, tetapi tidak adanya tempat,” katanya dengan sedih.
Kerusuhan di
job fair
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi baru saja mengalami insiden yang menarik perhatian. Meskipun diperkirakan sekitar 2.000 pencari kerja akan datang, ternyata lebih dari 25ribu orang berbondong-bondong ke tempat acara tersebut dan hal itu menciptakan situasi chaos.
” Ini merupakan peringatan serius! Penduduk kita membutuhkan pekerjaan. Namun, di mana lapangannya? Tidak ada,” tegas JK.
Menurut dia, situasi tersebut semakin memburuk karena ketidakstabilan ekonomi dunia yang disebabkan oleh perselisihan di Ukraine, Palestina, sampai pada pertarungan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China. Dampaknya adalah penjualan luar negeri Indonesia merosot, nilai jual produk seperti batubara dan nikel turun drastis, serta keuangan pemerintahan juga berkurang secara signifikan.
“Anggaran untuk Departemen Pekerjaan Umum awalnya mencapai 150 triliun rupiah, namun kini tersisa hanya 28 triliun rupiah. Siapkan diri Anda menghadapi jalanan yang rusak, sistem irigasi yang tidak berfungsi, serta proyek konstruksi yang tertunda,” kata JK dengan tegas.
Namun, di balik kecemasan itu, JK menyerukan harapan: solusi ada pada wirausaha. Ia mendorong para lulusan kampus untuk menciptakan peluang kerja sendiri, bukan hanya menunggu.
“Bila kita tidak berani bertarung saat ini, kita tidak akan mampu melewati kesulitan,” tegasnya. ***
Post Comment