,


Jakarta

– SMA Unggul Del memperoleh jumlah slot terbesar bagi penerimanya.
Beasiswa Indonesia Maju
(BIM) 4 yang dihadirkan oleh Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Kemendiklitipete). Menurut situs web resmi mereka, sekolah swasta tersebut adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Luhut Binsar Pandjaitan
.

Di halaman yang sama juga dinyatakan bahwa Luhut telah menjadi Pembina Yayasan Del sejak awal pendiriannya melalui Surat Keputusan Operasional Bupati Toba Samosir Nomor 198 Tahun 2011. Yayasan ini mulai aktif beroperasi tahun 2012 di Provinsi Sumatera Utara.

Unggul Del menjadi yang terdepan dalam hal beasiswa dengan mendaftarkan 17 pelajar sebagai penerimanya. Informasi ini dicatatkan melalui Surat Keputusan Kemendiktiainstek No. 0129/D/DK.02.02/2023 tentang penetapan calon penerima Beasiswa Indonesia Maju Angkatan ke-4 pada Tahap Pertama.

Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Wamendiktipete), mendukung bahwa Sekolah Menengah Atas Unggulan Del berhasil mencapai peringkat pertama. Dia menyebutkan bahwa seluruh keputusan tersebut dibuat sesuai dengan data yang ada menggunakan standar penilaian sebesar 60% untuk pencapaian akademik dan sisanya yaitu 40% adalah melalui aspek kondisi sosio-ekonomi.

Menurut Stella, beasiswanya yang diterima murid-murid di sekolah binaan Luhut tersebut tak berkaitan dengan kepilikian institusi pendidikan tersebut. “Tiada keterkaitan antara aturan dan pemilikan lembaga ini. Kami dari Kementerian Pendidikan Sains Teknologi menerapkan peraturan atas dasar analisis data,” jelasnya dalam percakapan terpisah.
Tempo
Pada hari Sabtu, tanggal 26 April 2025.

Stella berpendapat wajar apabila SMA Unggul Del mendapatkan beasiswa terbanyak. Dia menjelaskan, Beasiswa Indonesia Maju 4 hanya diberikan kepada siswa yang lolos dalam masa persiapan Oktober 2023-Oktober 2024. Sementara dalam proses itu, SMA Unggul Del mengirimkan peserta terbanyak sekitar 7,83 persen dan diikuti SMA Pradita Dirgantara 7.07 persen.

“Dengan
baseline
tersebut, bukanlah anomali jika SMA yang paling banyak mengirim siswa di BIM 4 persiapan dan mendaftar di gelombang 1 adalah juga SMA yang paling banyak lolos,” kata dia.

Bukan hanya itu saja, kata Stella, rasio di antara jumlah murid yang diterima dan yang mendaftar dari SMA Unggul Del adalah 54,8%. Dia menjelaskan bahwa angka ini hampir sama dengan beberapa sekolah lain seperti Pradita yang mencapai 53,6%, SMAN Thamrin sebesar 50%, serta SMA Negeri 4 Denpasar juga 50%.

Lulusan Universitas Harvard tersebut menjamin bahwa seluruh tahapan pemilihan akan diselesaikan secara terbuka. Dia menyatakan, “Di Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Teknologi kami pula berupaya sebaik mungkin untuk menggunakan dana negara demi membantu anak bangsa Indonesia yang memiliki prestasi serta membutuhkan dukungan keuangan.”

Tempo
memperoleh kopi dari surat keputusan penentu penerima beasiswa itu. Berkas yang didapat adalah demikian.
Tempo
itu juga telah dikonfirmasi oleh Stella Christie. Isinya, secara total terdapat 119 siswa penerima BIM yang berasal dari sekitar 84 sekolah berbeda. SMA Unggul Del menempati posisi teratas sebanyak 17 siswa, dan disusul SMA Pradita Dirgantara sebanyak 15 peserta. Sekolah lainnya, rata-rata hanya mendapatkan satu hingga dua penerima saja.

Namun, pada 24 April 2025, Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi menarik SK tersebut dan menggantinya dengan SK Nomor 0137 tentang perubahan atas surat penetapan penerima beasiswa sebelumnya.

Salah satu poin pertimbangan pembatalan adalah karena terdapat beberapa kriteria yang tidak terpenuhi penerima beasiswa Indonesia Maju Angkatan 4 Gelombang 1 sehingga perlu dilakukan perubahan. Namun, dalam naskah baru itu tidak tercantum daftar nama penerima beasiswa, sebagaimana dipaparkan dalam SK pertama.

Tempo
telah menanyakan perubahan tersebut kepada Sekretaris Jenderal Kemendikti Togar Simatupang. Namun, Togar meminta
Tempo
bertanya langsung pada Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Ahmad Najib Burhani. Setelah dihubungi, hingga saat ini Ahmad Najib Burhani pun belum menjawab pertanyaan
Tempo
.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *