Serangan Israel Malam Ini: 100 Orang di Gaza Tewas, Gencatan Senjata Tak Kunjung Tercapai! Apakah Ini Genosida?
MARAWATALK
Kondisi konflik di Jalur Gaza kian memanas. Pada malam ini, serbuan udara dari pihak Israel mengakibatkan setidaknya 100 orang warga Palestina tewas, yang meliputi perempuan dan anak-anak.
Jumlah korban jiwa semakin meningkat sementara pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih buntu.
Serangan itu terjadi pada hari Minggu, tanggal 18 Mei 2025 menurut waktu lokal, ketika perunding dari Mesir dan Qatar, yang didukung oleh Amerika Serikat, mulai mengadakan ronde baru pembicaraan perdamaian.
Namun dibalik meja negosiasi, bom dan rudal masih melanda langit Gaza tanpa henti.
Keluarga Utuh Musnah karena Serangan Bom
Khalil Al-Deqran, perwakilan dari Kementerian Kesehatan Gaza, menyampaikan kabar yang sangat disayangkan:
Faktanya menjadi semakin miris menurut pengumuman Khalil Al-Deqran, si pembicara resmi untuk Kementerian Kesehatan di Gaza.
Paling tidak terdapat 100 orang yang gugur semenjak kemarin malam. Semua famili ini sudah dihilangkan dari daftar kependudukan karena serangan bom oleh Israel.
Pernyataan tersebut menunjukkan kekejaman serangan kemarin, yang meliputi ancaman merusak kamp tenda para pengungsi di Khan Younis. Serangan itu menyebabkan banyak korban warga sipil, seperti wanita dan anak-anak, serta memicu pembakaran beberapa tenda.
Rumah Sakit di Gaza Hampir Tidak Berfungsi
Situasi sistem kesehatan di Gaza saat ini sangat memprihatinkan. Banyak rumah sakit yang kesulitan mengatasi jumlah pasien luka yang besar, sebagian besar merupakan anak-anak dengan cedera parah serta beberapa kasus kehilangan anggota badan.
Akan tetapi, serangan berkelanjutan masih mengenai instalasi kesehatan, dan pemblokiran suplai memicu penurunan dramatis dalam stok obat-obatan serta bahan bakar.
“Rumah sakit yang telah beberapa kali jadi target serangan saat ini menghadapi masalah kelangkaan suplai medis,” kata Al-Deqran.
Israel Tetap Bertahan Demi Konsistensi, Hamas Memohon Gencatan Senjata
Menurut sumber-sumber dari Reuters, Hamas telah menawarkan untuk melepaskan separuh dari para sandera Israel sebagai bagian dari gencatan senjata yang berlangsung selama dua bulan serta pelepasan tahanan Palestina. Akan tetapi, pendirian Israel terhadap usulan ini belum berubah.
“Izrael menginginkan para tawan mereka dilepaskan tanpa harus menyetujui penghentian perang,” kata seorang petugas Hamas.
Sebenarnya, sesuai dengan informasi dari sumber diplomatis Palestina, Hamas sudah mengungkapkan kelonggarannya terkait jumlah tebusan yang dapat diberikan untuk para sandera, namun persyaratan gencatan senjata masih menjadi poin utama dalam tuntutannya.
Kondisi Gaza Kian Memprihatinkan
Sejak bulan Maret, Israel telah menghalangi seluruh pengiriman barang-barang seperti peralatan medis, makanan, dan bahan bakar menuju ke wilayah Gaza.
Tujuan dari tindakan tersebut dikatakan untuk membatasi Hamas, namun akibatnya dialami langsung oleh 2,3 juta penduduk sipil yang saat ini terancam kelaparan, penyakit, dan kematian.
Sejak perang yang terjadi mulai Oktober 2023, jumlah kematian telah melebihi 53.000 jiwa, kebanyakan adalah warga sipil, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Israel: Ini Merupakan Salah Satu Sasaran Dalam Pertempuran
Dalam pernyataan resmi, angkatan bersenjata Israel menyebut bahwa operasi skala luas tersebut merupakan komponen penting dalam sasarannya secara strategis untuk membatalkan kemampuan militer serta administratif gerakan Hamas, sebagai tanggapan atas serangan besar yang dilancarkan oleh Hamas kepada Israel pada tanggal 7 Oktober 2023; serangan ini merenggut nyawa lebih kurang 1.200 jiwa sipil dan membawa sebanyak kira-kira 250 individu menjadi tawanan.
Diantara ratusan orang yang terkena dampak dari serangan kemarin, tiga di antaranya adalah jurnalis beserta keluarga mereka yang juga menjadi bagian dari para korban.
Serangan tersebut sekali lagi mengundang amarah di tingkat global, terlebih soal peran Amerika Serikat yang disalahkan Hamas karena diyakini telah makin memperparah perselisihan melalui dukungan berkelanjutan kepada Israel.
Perdamaian Dalam Rangka Gencatan Senjata Atau Pilihan Lainnya Adalah Perang Total?
Perundingan terus dilanjutkan, namun proses meredam konflik kelihatan makin suram.
Israel tetap mengambil tindakan dengan meneruskan serangannya hingga mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan Hamas menuntut adanya jaminan gencatan senjata sebagai prasyarat utama untuk bertukar para tawanan.
Sampai suatu kesepakatan dicapai, penduduk di wilayah Gaza bakal tetap berada sebagai pihak yang menderita akibat perang tanpa henti ini. ***
Post Comment